Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 6 tahun, perihal cita-cita sang anak kelak setelah dewasa.
“Kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa nak?”
Dengan semangatnya sang anak menjawab, “Aku mau jadi polwan bu.”
Dengan tegas ibunya menjawab, “Tidak boleh!” Si anak merasa heran lalu mengganti jawabannya.
“Kalau tidak boleh jadi polwan, aku mau jadi peragawati saja bu.”
Kini si ibu semakin marah, “Apa-apaan kamu, masa mau jadi peragawati. Tidak boleh!”
Si anak mulai merasa takut, lalu menjawab dengan gemetar, “Kenapa semua tidak boleh bu, apa aku cuma boleh jadi ibu rumah tangga saja?”
Si ibu sekarang tidak marah lagi. Namun ia menangis dan memeluk anaknya dan berkata.
“Kamu ini laki-laki Herman!”?
Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 6 tahun, perihal cita-cita sang anak kelak setelah dewasa.
“Kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa nak?”
Dengan semangatnya sang anak menjawab, “Aku mau jadi polwan bu.”
Dengan tegas ibunya menjawab, “Tidak boleh!” Si anak merasa heran lalu mengganti jawabannya.
“Kalau tidak boleh jadi polwan, aku mau jadi peragawati saja bu.”
Kini si ibu semakin marah, “Apa-apaan kamu, masa mau jadi peragawati. Tidak boleh!”
Si anak mulai merasa takut, lalu menjawab dengan gemetar, “Kenapa semua tidak boleh bu, apa aku cuma boleh jadi ibu rumah tangga saja?”
Si ibu sekarang tidak marah lagi. Namun ia menangis dan memeluk anaknya dan berkata.
“Kamu ini laki-laki Herman!”?